Minggu, 15 Februari 2015

Sedikit tentangku..

Ketika aku menulis ini. Adalah waktu ketika dia tak ada disisiku lagi untuk sementara waktu. Ya, dia pergi untuk sementara. Untuk menggapai cita-citanya. Yaitu menjadi seorang abdi negara bagian marka laut, atau TNI Angkatan Laut lebih tepatnya. Aku ingin sedikit membagi kisahku ini kepada kalian para blogger. Mungkin kisah ini memiliki alur yang umum dan banyak dialami oleh orang lain. Mungkin juga tidak, karena kisahku dengannya dimulai dari nol.
Aku mengenalnya ketika kita sama-sama sudah hampir lulus sekolah menengah keatas (hanya tinggal menunggu ijazah keluar), dia SMK aku SMA. Kami bertetangga, tapi tak banyak bertemu bahkan bertegur sapa. Aku anak yang jarang bergaul dengan teman sedesaku. Aku memang aktif, tapi hanya disekolah. Dia bersekolah di SMK favorit yang sistem pendidikannya semi militer. Aku bersekolah di SMA umum yang tidak favorit. Bagaimana kami bisa mengenal yang awalnya tidak pernah bergaul sama sekali? Waktu itu adalah waktu dimana sedang menjamurnya pendaftaran TNI/POLRI. Aku awalnya sama sekali tak berminat berkecimpung didunia militer. Tapi saat itu aku gagal masuk di kampus yang kuimpikan melalui jalur undangan. Akhirnya aku mendaftarkan diri untuk mengikuti pendaftaran Polri karena orangtuaku menyuruhku. Nah, disanalah awalnya.. ternyata, Rafly.. iya, namanya Rafly :) dia juga daftar Polri. Kebetulan keluargaku dan keluarganya kenal baik. Jadi segala perlengkapan pun kami menyiapkan bersama. Tak ada hal darinya yang membuatku tertarik padanya. Dia pendiam sekali, bahkan tak berbicara jika aku tak mengajaknya. Menyebalkan sekali bukan?
Waktu terus berjalan hingga kami diakdirkan untuk sama-sama gagal di pendaftaran Polri pada tahap kesehatan 1. Dan pada akhirnya, orangtua kami berduapun berniat mendaftarkan kamu ke Angkatan Laut yang padawaktu itu membuka pendaftaran untuk calon Bintara. Sekali lagi segala keperluan administrasi hingga latihan bersama dan daftar pun kami bersama-sama terus.
Tiap pagi kita berangkat ke Surabaya untuk melaksanakan tes. Pada waktu itu perasaanku sudah mulai berbeda dari sebelumnya. Tak ada yang istimewa memang dari dirinya. Itulah mengapa dia berbeda dari yang lain. Dia memiliki sedikit masalah dikeluarganya yang membuat dia menjadi seperti itu. Aku mulai lebih dalam mengenalnya, dan semakin ini tau tentangnya.
Ketika itu, terakhir kali kami bersama selama pendaftaran itu adalah ketika dia gagal pada tes kesehatan tahap 1. Dan aku tetap lolos. Aku ikut sedih, tapi apa yg bisa kulakukan?
Tak lama setelah itu, aku mengikutinya.. aku gagal. Namun pada tahap 2, yaitu tes darah. Aku divonis menderita gejala hepatitis A. Tuhaan.. betapa aku hancur dan kecewa dengan diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku terkena sakit itu? Ternyata ada yg bilang mungkin karena aku terlalu capek, memang. Semenjak Rafly gagal aku jadi berangkat ke Surabaya sendirian, pulang larut malam, subuh berangkat lagi. Tapi aku tak menyesali kegagalanku. Aku hanya kecewa dengan diriku sendiri karena telah mengecewakan kedua orangtuaku. Aku menangis seharian didalam kamar.
Tapi Rafly selalu ada disampingku, pada malam harinya.. dia datang kerumahku dan membawakanku cokelat. Dia tau hanya cokelat yang bisa membuatku tenang ketika sedang patah.
Waktu teruuuuss berjalan..
Sekarang aku konsentrasi dikuliahku. Aku mengambil S1 PGSD, entahlah.. ternyata disana jodoh karirku.. sekuat apapun aku menjauhkan diri dari pekerjaan sebagai guru :) Allah punya rencana yg lebih indah dari rencana yg telah kurangkai.
Kini, rafly mendaftarkan diri lagi sebagai Calon Prajurit PK Tamtama TNI AL. Dan sekarang sedang menjalani seleksi pusat dan pantukhir pusat (panpus) di Malang.
Aku tetap setia menemani perjalanannya. Yeah, mungkin kalian heran kenapa kami tak punya tanggal istimewa sebagai hari jadi. Bagi kami tak penting, kami tak perlu komitmen muluk-muluk. Kami hanya saling percaya dan jujur. Itu saja, didalamnya akan ada kasih sayang yang tulus. Kami sepasang kekasih. Dalam jauhnya jarak kami saling merindu dan berdo'a. Demi kebaikan masing-masing dan berdua.. Semoga hubungan kami bisa mencapai ikatan yang halal. Dan dia bisa mendapatkan mimpinya :) Selamat berjuang yaa..
Memang, rencana yang Allah tunjukkan padaku lebih indah daripada rencanaku :)

Kamis, 18 September 2014

Getir



Maaf?

Ini bukan tentang sebuah kata
Sebuah kata dengan 4 sendi
MAAF
M,A,A dan F
Mudahkah bagimu mengucapkannya?
Tentu.. Namun mengikhlaskan untuk mengatakan “kumaafkan” ?
Sungguh sulit
Bukannya aku ingin menjadi sombong
Bukan pula egois
Apalagi pendendam
Namun tindakanmu diluar dugaan dan perkiraanku
Jika pemikiranmu lah yang mengantarkanmu kepada hal itu
Dimana hatimu?
Beku kah?
Aku tak akan menjadi bijak lagi
Aku cukup menjadi pemaaf untuk diriku sendiri
Mungkin aku yang membuatmu seperti itu
Atau kesalahan kita?
Entah.. Biar waktu yang memberikan jawabannya kepadaku
Tak apalah, aku cukup kuat..
Terlampau kuat
Ini bukan tentang kata MAAF
Bukan tentang MEMAAFKAN
Tapi, dimana KESADARANmu ?
Dimana NURANImu ?

Sabtu, 06 September 2014

RESENSI KARYA NONFIKSI 3



RESENSI BUKU NONFIKSI
(MENJADI PEMENANG KEHIDUPAN)

Judul buku                  : Menjadi Pemenang Kehidupan
Penulis                         : Dhony Firmansyah dan Istikumayati
Penerbit                       : Leutika
Tahun Terbit                : September, 2010
Tebal                           : 204hlm;14.5 x 21 cm
No.ISBN                     : 978-602-8597-53-1



Resensi
            Semua orang pasti ingin sukses dan berhasil dalam hidupnya, namun seiring dengan mimpi-mimpi yang ingin digapainya harus ada misi dan tindakan nyata.Kita hidup dibawah takdir Sang Pencipta, namun itu tidak berarti kita hanya diam dan menunggu kehidupan yang mengendalikan hidup dan tujuan kita. Sebagai makhluk yang sempurna karena Tuhan telah memberi kita mesin kecerdasan berupa otak, hendaknya kita merencanakan dan menyusun langkah-langkah yang kita ambil dalam pencapaian mimpi-mimpi kita. Nah, dalam buku ini Istikumayati dan Dhony Firmansyah member begitu banyak motivasi-motivasi kepada pembaca. Melalui berbagai kisah-kisah inspiratif yang dituliskan dalam buku ini,pembaca dapat mengambil pesan-pesan yang memotivasi diri untuk dapat berbuat lebih baik.
            Dhony Firmansyah, pria kelahiran 25 Juli 1982 ini adalah mengenyam pendidikan di SDN Gading 1 Surabaya, SMPN 1 Surabaya, lelu menlanjutkan ke SMAN 1 Suranbaya dan kemudian ke perguruan Tinggi Airlangga mengambil Fakultas Sains dan Teknologi. Dhony pernah menjadi narasumber problematika remajapada tahun 2003 hingga 2008 di Radio Pendidikan Diknas Jatim. Bersama istrinya dia juga merintis Lembaga Edukasi dan Pelatihan Kumiko EC & Training Ground  yang memberikan referensi materi edukasi khususnya Biologi dan Bahasa Jepang.
            Istikumayati, lahir di Surabaya pada tanggal 28 April 1982. Menapaki pendidikannya di SDN Lidah Wetan 1 Surabaya, SMPN 16  Surabaya dan SMAN 1 Surabaya kemudian melanjutkan ke Universitas Negeri Surabaya jurusan Bahasa Jepang. Berkat prestasinya, Istikumayati juga telah mengenyam program NUPACE (Nagoya University Program for Academyc Exchange) pada tahun 2005 di Nagoya University, Jepang.
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, dalam buku ini begitu banyak pesan dan amanat dari kisah-kisah inspiratif yang ditorehkan berupa motivasi dan nilai spiritual yang mampu membangun pembaca untuk dapat berbuat lebih baik. Penulis juga memberikan contoh-contoh kisah nyata kehidupan keluarga dan kerabatnya sebagai teladan. Terdapat juga tokoh-tokoh inspirator, tokoh-tokoh figure besar yang merupakan orang-orang sukses yang semakin membuat pembaca lebih termotivasi.
            Namun terdapat beberapa kekurangan yang saya temukan, menurut saya buku ini sedikit membosankan karena hanya berupa tulisan dan gambar-gambarnya kurang jelas. Penjelasannya memang mudah dipahami, tapi diksinya biasa dan kurang menarik sehingga tidak begitu bisa menggebu hati pembaca. Hendaknya diperhatika lagi pemilihan kata-kata dan kalimatnya. Juga gambarnya dibuat lebih menarik
            Namun buku ini saya akui memang patut dikonsumsi oleh banyak lapisan masyarakat terutama pelajar. Agar mulai dini mereka menyadari pentingnya visi dan misi dalam hidup.