Aku mengenalnya ketika kita sama-sama sudah hampir lulus sekolah menengah keatas (hanya tinggal menunggu ijazah keluar), dia SMK aku SMA. Kami bertetangga, tapi tak banyak bertemu bahkan bertegur sapa. Aku anak yang jarang bergaul dengan teman sedesaku. Aku memang aktif, tapi hanya disekolah. Dia bersekolah di SMK favorit yang sistem pendidikannya semi militer. Aku bersekolah di SMA umum yang tidak favorit. Bagaimana kami bisa mengenal yang awalnya tidak pernah bergaul sama sekali? Waktu itu adalah waktu dimana sedang menjamurnya pendaftaran TNI/POLRI. Aku awalnya sama sekali tak berminat berkecimpung didunia militer. Tapi saat itu aku gagal masuk di kampus yang kuimpikan melalui jalur undangan. Akhirnya aku mendaftarkan diri untuk mengikuti pendaftaran Polri karena orangtuaku menyuruhku. Nah, disanalah awalnya.. ternyata, Rafly.. iya, namanya Rafly :) dia juga daftar Polri. Kebetulan keluargaku dan keluarganya kenal baik. Jadi segala perlengkapan pun kami menyiapkan bersama. Tak ada hal darinya yang membuatku tertarik padanya. Dia pendiam sekali, bahkan tak berbicara jika aku tak mengajaknya. Menyebalkan sekali bukan?
Waktu terus berjalan hingga kami diakdirkan untuk sama-sama gagal di pendaftaran Polri pada tahap kesehatan 1. Dan pada akhirnya, orangtua kami berduapun berniat mendaftarkan kamu ke Angkatan Laut yang padawaktu itu membuka pendaftaran untuk calon Bintara. Sekali lagi segala keperluan administrasi hingga latihan bersama dan daftar pun kami bersama-sama terus.
Tiap pagi kita berangkat ke Surabaya untuk melaksanakan tes. Pada waktu itu perasaanku sudah mulai berbeda dari sebelumnya. Tak ada yang istimewa memang dari dirinya. Itulah mengapa dia berbeda dari yang lain. Dia memiliki
Ketika itu, terakhir kali kami bersama selama pendaftaran itu adalah ketika dia gagal pada tes kesehatan tahap 1. Dan aku tetap lolos. Aku ikut sedih, tapi apa yg bisa kulakukan?
Tak lama setelah itu, aku mengikutinya.. aku gagal. Namun pada tahap 2, yaitu tes darah. Aku divonis menderita gejala hepatitis A. Tuhaan.. betapa aku hancur dan kecewa dengan diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku terkena sakit itu? Ternyata ada yg bilang mungkin karena aku terlalu capek, memang. Semenjak Rafly gagal aku jadi berangkat ke Surabaya sendirian, pulang larut malam, subuh berangkat lagi. Tapi aku tak menyesali kegagalanku. Aku hanya kecewa dengan diriku sendiri karena telah mengecewakan kedua orangtuaku. Aku menangis seharian didalam kamar.
Tapi Rafly selalu ada disampingku, pada malam harinya.. dia datang kerumahku dan membawakanku cokelat. Dia tau hanya cokelat yang bisa membuatku tenang ketika sedang patah.
Waktu teruuuuss berjalan..
Sekarang aku konsentrasi dikuliahku. Aku mengambil S1 PGSD, entahlah.. ternyata disana jodoh karirku.. sekuat apapun aku menjauhkan diri dari pekerjaan sebagai guru :) Allah punya rencana yg lebih indah dari rencana yg telah kurangkai.
Kini, rafly mendaftarkan diri lagi sebagai Calon Prajurit PK Tamtama TNI AL. Dan sekarang sedang menjalani seleksi pusat dan pantukhir pusat (panpus) di Malang.
Aku tetap setia menemani perjalanannya. Yeah, mungkin kalian heran kenapa kami tak punya tanggal istimewa sebagai hari jadi. Bagi kami tak penting, kami tak perlu komitmen muluk-muluk. Kami hanya saling percaya dan jujur. Itu saja, didalamnya akan ada kasih sayang yang tulus. Kami sepasang kekasih. Dalam jauhnya jarak kami saling merindu dan berdo'a. Demi kebaikan masing-masing dan berdua.. Semoga hubungan kami bisa mencapai ikatan yang halal. Dan dia bisa mendapatkan mimpinya :) Selamat berjuang yaa..
Memang, rencana yang Allah tunjukkan padaku lebih indah daripada rencanaku :)